♥●•٠·˙
Cinta Setangkai Ranting Dan Sebatang Pohon ˙·٠•●♥
SUATU
ketika Plato berbicara kepada Gurunya.
Plato
bertany akan MAKNA CINTA dan Gurunya pun menjawab: "masuklah ke dalam
hutan,pilih dan ambillah satu batang Ranting yang menurutmu paling baik,tetapi
engkau haruslah berjalan ke depan dan jangan kembali ke belakang.
pada
saat kau sudah memutuskan pilihan, Keluarlah dari hutan denganRanting
tersebut."
Maka,masuklah
Plato ke dalam hutan dan keluarlah Plato tanpa membawa sebatang ranting pun.
Gurunya
bertanya, Maka jawab Plato: "Saya sebenarnya sudah menemukan Ranting yang
bagus,tetapi saya berfikir barangkali di depan saya ada ranting yang lebih
baik.Tetapi setelah saya berjalan ke depan,ternyata Ranting yang sudah saya
tinggalkan tadilah yang terbaik. Maka saya keluar hutan tanpa membawa apa-apa.
Gurunya
pun berkata : "Itulah CINTA."
Lalu
Plato bertanya apa MAKNA PERNIKAHAN..
Gurunya
pun menjawab: "Sama seperti Ranting tadi,namun kali ini engkau harus
membawa satu POHON yang engkau fikir paling baik dan bawalah keluar hutan.
Maka
masuklah Plato ke dalam hutan dan keluarlah Plato dengan membawa Pohin yang
tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu indah.
Gurunya
pun bertanya,maka jawab Plato: "Saya dapati Pohon yang indah daunnya,besar
batangnya.
Tetapi
saya tak dapat memotongnya dan pastilah saya tak mampu membawa keluar dari
dalam hutan.
Akhirnya
saya tinggalkan, Kemudian saya temukan POHON yang tidak terlalu buruk,tidak
terlalu tinggi dan saya fikir mampu membawanya karena mungkin saya tidak
menemukan POHON seperti ini di depan sana.
"Akhirnya
Saya pilih POHON ini karena saya yakin dapat merawatnya dan menjadikannya
indah"
Lalu
sang Guru berkata:ITULAH MAKNA PERNIKAHAN..
Begitu
banyak pilihan di depan kita seperti Pohon-pohon beserta Rantingnya di dalam
hutan,tapi kita mesti menentukan satu pilihan dan bila terlalu memilih,tidak
satupun akan kita dapati."
Karena,kesempatan
itu hanya datang sekali dan kita harus terus maju seperti WAKTU yang bergerak
ke depan yang tidak pernah tersimpan pada hari kemarin dan bersemayam pada masa
lalu kita.
Jangan
pernah menyesali PASANGAN HIDUP ANDA saat ini..
MESKI
DIA TIDAK SESEMPURNA YANG ANDA INGINKAN....NAMUN INGATLAH BAHWA ANDAPUN BUKAN
MANUSIA YANG SEMPURNA...
BAHWA
DIDALAM TIAP KEKURANGAN SLALU KAN TERSIRAT KELEBIHAN YANG MEMPESONA..
Marilah
Kita Mencintai Orang Yang Tidak Sempurna Dengan Cara Yang Sempurna
TUK
MERAIH BAHTERA CINTA YANG BERBUAH SURGA....
AMARAH dan PENYESALAN
Ada
seorang anak yang gampang sekali marah, setiap kali dia terkena masalah, dia
akan marah-marah dan membanting suatu barang di rumahnya. Hingga pada suatu
hari, seorang bijak datang kepadanya dan berkata, "Nak, Saya ingin kamu
berusaha untuk menahan amarahmu, kasihan orang tuamu melihat kamu seperti itu.
Sekarang Saya ingin setiap kali kamu marah, kamu tancapkan satu paku ke kayu
ini." Kata sang Orang Bijak sambil menyerahkan sekotak paku dan sebatang
kayu.
Esoknya setiap kali Anak tersebut marah, dia menancapkan sebatang paku ke kayu tersebut. Setelah satu minggu, jumlah paku yang ia tancapkan ke kayu semakin berkurang setiap harinya. Kemudian ia datang kepada Orang Bijak untuk melaporkan hal ini. Sang Orang Bijak kemudian berkata, "Sekarang, setiap kali kamu berhasil menahan amarahmu, Saya ingin kamu mencabut satu paku dari kayu ini."
Kali ini, tak butuh waktu seminggu bagi anak itu untuk mencabut seluruh paku yang tadinya tertancap di kayu tersebut. Ia pun kembali ke Orang Bijak tadi dan menyampaikan hal ini. Sang Orang Bijak kemudian berkata, "Selamat, Kamu telah berhasil menahan amarahmu. Namun coba kamu lihat kayu ini, Sebaik apapun kamu menahan amarah, sebaik apapun kamu meminta maaf, lobang di paku ini akan tetap ada."
Esoknya setiap kali Anak tersebut marah, dia menancapkan sebatang paku ke kayu tersebut. Setelah satu minggu, jumlah paku yang ia tancapkan ke kayu semakin berkurang setiap harinya. Kemudian ia datang kepada Orang Bijak untuk melaporkan hal ini. Sang Orang Bijak kemudian berkata, "Sekarang, setiap kali kamu berhasil menahan amarahmu, Saya ingin kamu mencabut satu paku dari kayu ini."
Kali ini, tak butuh waktu seminggu bagi anak itu untuk mencabut seluruh paku yang tadinya tertancap di kayu tersebut. Ia pun kembali ke Orang Bijak tadi dan menyampaikan hal ini. Sang Orang Bijak kemudian berkata, "Selamat, Kamu telah berhasil menahan amarahmu. Namun coba kamu lihat kayu ini, Sebaik apapun kamu menahan amarah, sebaik apapun kamu meminta maaf, lobang di paku ini akan tetap ada."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar